Kamis, 10 Mei 2012

GENDER


BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
            Belakangnan ini kita sering melihat adanya berbagai gerakan kaum perempuan untuk menuntut beberapa hak-nya agar bisa sederajat dengan laki-laki seperti hak untuk bekerja seperti laki-laki, hak berpendapat seperti laki-laki, hak menjabat posisi seperti laki-laki yang lebih dikenal dengan emasipasi wanita.
            Hal  tersebut  terjadi karena kaum perempuan merasakan adanya ketidak adilan gender yang lebih merugikannya. Namun kesetaraan gender yang merupakan kesamaan hak antara perempuan dengan laki-laki yang mana sering disalah arti oleh beberapa kalangan masyarakat. Diantaranya yaitu gender dianggap sebagai sesuatu yang menyebabkan perempuan menjadi lupa akan kodratnya, bentuk upaya perempuan menyaingi laki-laki intervensi budaya asing yang akan merombak tatanan budaya harmonis antara perempuan dan laki-laki, atau banyak yang menganggap bicara soal gender hanyalah bicara soal perempuan sehingga laki-laki tidak perlu terlibat di dalamnya.
            Hal ini pulalah yang mendorong Penulis untuk mengetahui bagaimana pemahaman kita , terutama  mahasiswa FISIP UR mengenai konsep gender dan jenis kelamin.

2. Tujuan dan Manfaat
            Tujuan :
a.     Untuk memenuhi tugas Pengantar Sosiologi yang diberikan pada Penulis,
b.    Untuk mengetahui pemahaman mahasiswa FISIP UR tentang gender.
Manfaat :
a.      Agar lebih memahami konsep gender yang sebenarnya,
b.      Agar tidak terjadi lagi kekeliruan pemahaman tentang gender dan jenis kelamin.
BAB II
PEMBAHASAN

            1.1 Pengertian Gender dan Jenis kelamin
A.Gender
            Gender adalah pembagian peran kedudukan, dan tugas antara laki-laki dan perempuan ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas sesuai norma-norma, adat istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan masyarakat. Misal:
  • Perempuan melakukan pekerjaan rumah tangga, sedang laki-laki dianggap tidak pantas
  • Tugas utama laki-laki mengelola kebun, tugas perempuan ‘hanya membantu’
  • Kegiatan PKK dan program kesehatan keluarga, lebih pantas oleh perempuan.
Gender memiliki perbedaan-perbedaan bentuk antara satu masyarakat dengan masyarakat lain karena norma-norma, adat istiadat, kepercayaan, dan kebiasaan masyarakat yang berbeda.
Gender berubah dari waktu ke waktu karena adanya perkembangan yang mempengaruhi nilai-nilai dan norma-norma masyarakat tersebut
B.Jenis Kelamin
            Jenis Kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi laki-laki dan perempuan yang menentukan perbedaan peran mereka dalam menyelenggarakan upaya meneruskan garis keturunan. Perbedaan ini terjadi karena mereka memiliki alat-alat untuk meneruskan keturunan yang berbeda, yang disebut alat reproduksi. Alat reproduksi laki-laki dan perempuan hanya dapat berfungsi kalau dipadukan. Artinya alat reproduksi perempuan tidak bisa bekerja sendiri.

1.2 Agen Sosialisasi Gender

Keluarga
Kelompok yang paling berperan dalam pembentukan pribadi seseorang adalah keluarga.Dimana kita juag diperkenalkan tentang nilai gender misal:anak perempuan membantu ibu di dapur dan anak laki-laki membantu ayahnya membetulkan genting.

Lingkungan Tempat Tinggal
Berdasarkan hasil penelitian anak dari pemukiman miskin menjadi anak yang sering bertabrakan dengan hukum dan anak yang berada di lingkungan yang berada lebih terjaga biasanya menjadi lebih aman keberadaannya.Atau bagaimana keluarga--keluarga yang tinggal di lingkungan sampah tidak menganggap bahaya mengancam ketika anak mereka bermain di tumpukan sampah.

Agama
Dengan nilai yang ada di dalamnya,agama menjadi penting bagi kehidupan kita.Juga pada pemahaman baik dan buruk pada seseorang .

Sekolah
Dalam konteks ini,mereka belajar tentang perspektif yang lebih luas tentang segala hal yang membantu mereka untuk menjalankan peran yang ada di luar keluarga.Misal tentang:patriotisme,kebaikan,demokrasi,kejujuran yang diselipkan dalam pelajaran .Disekolah juga diajarkan pesan-pesan khusus negara.

Kelompok Bermain
Nilai-nilai yang berkeliaran di antara teman dalam kelompok bermain ini sering menjadi sangat menjengkelkan untuk orang tua karena kadang sama sekali tidak pernah didengar di rumah atau di sekolah.Dan untuk konteks remaja,misal keberadaan teman kongko-kongko juga tidak bisa dikesampingkan yang sangat memengaruhi gaya dan tingkah laku kita.
1.3 Perbedaan Gender dan Jenis Kealmin
A .Gender
1.      Merupakan perbedaan peran, hak, dan kewajiban, kuasa dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan masyarakat,
2.      Gender tidak sama di seluruh dunia, tergantung dari budaya dan perkembangan masyarakat di satu wilayah, sifatnya lokal.
3.      Gender berubah dari waktu ke waktu. Setiap peristiwa dapat merubah hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat.
B. Jenis Kelamin
1.      Merupakan perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan.
2.      Perbedaan sex sama diseluruh dunia bahwa perempuan bisa hamil sementara laki-laki tidak, sifatnya Universal
3.      Perbedaan sex tidak berubah dari waktu ke waktu. Dari dulu hingga sekarang dan masa datang , laki-laki tidak mengalami menstruasi dan tidak dapat hamil.
1.4  Ketidakadilan Gender
Gender menjadi masalah bila ada salah satu pihak yang dirugikan. Pihak yang mengalami kerugian itu disebut mengalami ketertindasan atau ketidakadilan gender. Keadaan salah satu jenis gender lebih baik keadaan dan kedudukannya dari jenis gender lain, disebut juga ketimpangan gender. Ketimpangan atau ketidakadilan gender tidak mutlak berarti penindasan perempuan, walaupun benar perempuan lebih banyak mengalami ketimpangan. Karena ketertinggalan salah satu jenis kelamin ini akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam masyarakat.
Akibat Ketidaksetaraan atau Ketidakadilan Gender
  1. Penomorduaan (subordination)
  2. Peminggiran (marginalisation)
  3. Beban ganda (double burden)
  4. Kekerasan (violence)
  5. Pelabelan negatif (stereotype)
2. ANALISIS DATA HASIL KUESIONER
            Metode pengumpulan data dalam penulisan makalah ini adalah dengan memberikan  beberapa pertanyaan mengenai konsep gender  dan jenis kelamin kepada 5 orang mahasiswa FISIP Universitas Riau sebagai responden, sebagaimana dijelaskan sebagai berikut :
1.Menurut Anda apakah gender dan jenis kelamin itu sama?
NO
RESPONDEN
JAWABAN
1
Responden 1
Iya, Gender merupakan kata dalam bahasa Inggris yang jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia adalah jenis kelamin.
2
Responden 2
Iya, karena jenis kelamin dalam Bahasa Indonesianya, sedangkan gender bahasa Inggrisnya.
3
Responden 3
Tidak, Jenis kelamin itu perbedaan laki-laki dn perempuan, gender perbedaan psikologi dan peran-peran.
4
Responden 4
Tidak, Jenis kelamin biasannya digunakan untuk menentukan identitas , atau hanya untuk menetukan apakah sesorang itu laki-laki atau perempuan.Sedangkan  gender dipakai untuk hal-hal yang lebih umum ,mengumpamakan benda atau misalnya feminim.
5
Responden 5
Iya, karna jenis kelamin itu nama lain dari gender.
            Hasil data menunjukkan 60% berpendapat bahwa gender itu sama dengan jenis kelamin dan hanya 10% yang tidak setuju.

2. Agen sosialisai manakah yang paling berperan dalam pembentukan gender dalam hidup Anda?
NO
RESPONDEN
JAWABAN
1
Responden 1
Keluarga, sebagian besar waktu dihabiskan bersama keluarga
2
Responden 2
Keluarga, karna keluarga tempat pertama kali kita bersoisalisasi.
3
Responden 3
Keluarga, sudah pasti keluarga, orang tua menjadi teladan bagi Saya,sehingga sikap dan kepribadian saya sangat dipengaruhi oleh keluarga.
4
Responden 4
Keluarga, dimana orang tua dari kecil mulai mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai  dalam hidup kita.
5
Responden 5
Keluarga, karena keluarga merupakan agen sosialisasi yang pertama dan utama bagi Saya.
            Data menunjukkan bahwa semua (100%) responden setuju bahwa keluarga merupakan agen sosialisasi gender yang paling berperan dalam hidup mereka.
3.Apakah Anda merasa adanya ketidakadilan gender antara laki-laki dan perempuan?
NO
RESPONDEN
JAWABAN
1
Responden 1
Tidak, sampai saat ini dalam lingkungan keluarga,teman atau kampus Saya tidak merasa adanya ketidakadilan.
2
Responden 2
Iya, pada kenyataannya perlakuan antara laki-laki atau perempuan dibeda-bedakan,lebih mengutamakan laki-laki,apalagi di Melayu.
3
Responden 3
Iya, banyak Saya lihat perempuan selalu dipandang lemah dari laki-laki.
4
Responden 4
Iya, Misalnya pada saat dilapangan kerja ada beberapa posisi pekerjaan yang hanya laki-laki atau perempuan saja yang bisa menempati posisi tersebut.
5
Responden 5
Iya, seperti pada urusan rumah tangga, mencuci , memasak, dan sebagainya lebih sering perempuan yang mengerjakan, padahal unutk melakukna hal itu tidak perlu memnadang gender.
            Hasil data menunjukkan 80% mahasiswa FISIP UR merasakan adanya ketidakadilan gender antara laki-laki dan perempuan.
4.Jenis kelamin manakah yang sering mengalami ketidakadilan gender?
NO
RESPONDEN
JAWABAN
1
Responden 1
Perempuan, dalam beberapa kasus seperti kekerasan dalam rumah tangga yang biasa menjadi korban adalah perempuan.
2
Responden 2
Perempuan, dapat dilihat pada kenyataan kehidupan sehari-hari.
3
Responden 3
Perempuan,  begitu yang Saya rasakan.
4
Responden 4
Perempuan, Banyak terjadi pelecehan terhadap perempuan, kekerasan dalam rumah tangga, dan beberapa profesi tertentu yang posisisnya tidak dapat diisi oleh perempuan.
5
Responden 5
Perempuan, karna lebih lemah dari laki-laki.
            Hasil data menunjukkan semua (100%) responden setuju bahwa yang sering mengalami ketidakadilan gender adalah perempuan.
5.Menurut Anda apakah emansipasi wanita patut untuk dilakukan?
NO
RESPONDEN
JAWABAN
1
Responden 1
Iya, tapi hanya dalam beberapa kasus saja seperti pada kekerasan dalam rumah tangga,namun emansipasi wanita yng berlebihan dapat menyebabkan kehancuran rumah tangga tersebut.
2
Responden 2
Iya, karna wanita harus bangkit.
3
Responden 3
Iya, namun tidak dalam segala aspek karna ada beberapa hal yang hanya bisa dilakukan oleh laki-laki.
4
Responden 4
Iya, supaya tidak dilecehkan, tidak dipandang sebelah mata lagi dan memberikan kesempatan pada wainta untuk mengembangkan diri.
5
Responden 5
Iya, ketidakadilan gender sangat merugikan perempuan sehingga harus melakukan emansipasi agar dapat memperoleh hak-hak yang sama dengan laki-laki.
            Semua (100%) responden berpendapat bahwa emansipasi wanita itu patut ntuk dilakukan.
6.Apakah Anda setuju dengan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan?
NO
RESPONDEN
JAWABAN
1
Responden 1
Tidak, Saya rasa hanya perlu saling menghargai  dan menghormati tidak perlu adanya kesetaraan gender, dalam agama Islam derajat suami lebih tinggi daripada istri.
2
Responden 2
Tidak, bagaimanapun juga laki-laki dan perempuan itu tidak dapat disamakan.
3
Responden 3
Tidak, hal itu tidak mungkin terjadi.
4
Responden 4
Iya, supaya tidak ada lagi perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Walaupun begitu tidak boleh lupa pada kodrat masing-masing. Misalnya wanita itu sudah kodratnya untuk hamil dan melahirkan.
5
Responden 5
Tidak, banyak hal yang tidak dapat dilakukan oleh wanita atau hanya laki-laki saja yang mampu mengerjakannya, begitu juga sebaliknya.
            Hasil data menunukkan 80% responden tidak setuju dilakukannya kesetaraan gender dan hanya 10% yang setuju.

3. HASIL ANALISIS DATA
            Setelah melakukan pengumpulan dan pengolahan data, langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis terhadap data tersebut, sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:
1.      Menurut Anda apakah jenis kelamin dan gender itu sama?
Data responden menunjukkan bahwa 3 dari 5 orang (60%) mahasiswa FISIP UNRI berpendapat bahwa gender itu sama dengan jenis kelamin, dimana gender merupakan bahasa Inggris dari jenis kelamin.
Pada kenyataannya gender tidak sama dengan jenis kelamin, karna gender merupakan perbedaan pembagian peran kedudukan, dan tugas antara laki-laki dan perempuan sedangkan jenis kelamin itu perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan.
Hal tersebut membuktikan bahwa sebagian besar mahasiswa FISIP UNRI belum mengerti tentang pengertian gender yang sebenanrnya.
2.      Agen sosialisai manakah yang paling berperan dalam pembentukan gender  dalam hidup Anda?
Hasil analisis data menunjukkan bahwa semua (100%) responden sepakat bahwa agen sosialisasi gender yang paling berpengaruh dalam hidup mereka adalah keluarga, dimana kelurga merupakan tempat sosialisasi yang pertama serta menanamkan nilai-nilai dan menjadi teladan, sehingga sangat berpengaruh dalam pembentukan gender dan kepribadian mereka.
3.      Apakah Anda merasa adanya ketidakadilan gender antara laki-laki dan perempuan?
Berdasarkan jawaban responden diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar mahasiswa FISIP UNRI merasa adanya ketidakadilan gender antara laki-laki dan perempuan, dan biasanya yang dirugikan itu adalah kaum perempuan. Hal itu dibuktikan dengan jawaban  4 dari 5 (80%) dari mahasiswa FISIP UNRI  yang setuju bahwa adanya ketidakadilan gender.
4.      Jenis kelamin manakah yang sering mengalami ketidakadilan gender?
 Gender menjadi masalah bila ada salah satu pihak yang dirugikan. Pihak yang mengalami kerugian itu disebut mengalami ketertindasan atau ketidakadilan gender. Keadaan salah satu jenis gender lebih baik keadaan dan kedudukannya dari jenis gender lain, disebut juga ketidakadilan gender . Ketimpangan atau ketidakadilan gender tidak mutlak berarti penindasan perempuan, walaupun benar perempuan lebih banyak mengalami ketimpangan. Karena ketertinggalan salah satu jenis kelamin ini akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam masyarakat.
Ternyata semua responden setuju bahwa yang sering mengalami ketidakadilan gender adalah perempuan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada pembagian tugas dalam rumah tangga yang baisanya lebih memeberatkan perempuan.
    5 . Menurut Anda apakah emansipasi wanita patut untuk dilakukan?
Emansipasi wanita adalah perjuangan wanita menuntut hak-nya agar bisa sederajat dengan laki-laki. Menrut jawaban dari pertanyan tersebut ,semua responden beranggapan bahwa emansipasi wanita patut untuk dilakukan, namun tidak dalam segala kasus karna pada dasarnya ada beberapa hal yang hanya dapat dilakukan oleh laki-laki saja dan sebaliknya, serta tidak boleh melupakan kodratnya masing-masing.
      6.Apakah Anda setuju dengan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan?
Pria dan wanita sampai hari kiamatpun tidak akan bisa sama karena memang tidak sama. Dan perlu diketahui bahwa keduanya bukanlah pesaing yang saling mengalahkan dan dikalahkan. Terlalu naif bagi pria apabila ia bersaing dan ingin mengalahkan wanita dan terlalu jumawa apabila wanita minta disamakan dan bahkan ingin mengalahkan pria dengan gerakan emansipsi wanita yang kebablasan. Oleh sebab itu kesetaraan gender antara laki-laki dan permpuan tidak mungkin terjadi.   
Sependapat dengan hal tersebut, sebagian besar mahasiswa FISIP UNRI tidak setuju dengan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan, karena berdasarkan jawaban responden 4 orang (80%) menyatakan tidak setuju dan hanya 1 orang (10%)  yang setuju dengan dilakukannya kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan.
 

















BAB III
PENUTUP
1.     KESIMPULAN
Setelah melakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data penulis berkesimpulan bahwa sebagian besar Mahasiswa FISIP UR belum mengerti tentang pengertian  gender. Mereka menganggap bahwa jenis kelamin itu adalah nama lain dari gender, padahal gender dan jenis kelamin itu sangat berbeda.
Sebagian besar mahasiswa FISIP UR merasa bahwa ketidakadilan gender banyak terjadi pada kaum perempuan,yang menyebabkan kaum perempuan patut untuk  melakukan emansipasi wanita agar mendapatkan hak-haknya, tetapi juga tidak boleh lupa akan kodratnya masing-masing.  Namun demikian, mereka menganggap bahwa kesetaraan gender tidak perlu dilakukan karna pada dasarnya sampai kapanpun laki-laki dan perempuan tidak akan pernah bisa sama, seperti adanya pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh laki-laki saja atau sebaliknya.

2.     SARAN
Banyak terjadi kesalahpahaman mengenai perbedaan gender dan jenis kelamin, yang selanjutnya mengakibatkan kekeliruan dalam masalah ketidakadilan gender. Oleh sebab itu diharapkan agar kita lebih mempelajari dan memahami tersebut lebih jauh lagi.


           



DAFTAR PUSTAKA
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit   Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.