TUGAS KE-3
MUNCULNYA ALIRAN PEMIKIRAN DALAM STUDI
HUBUNGAN INTERNASIONAL
SUKMIKA MARDALENA
1101111494
PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL-KELAS A
ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2012
PENDAHULUAN
Semenjak Hubungan Internasional mulai
muncul sebagai suatu subjek akademik
setelah Perang Dunia I, terjadi banyak perdebatan mengenai masalah tersebut.
Dalam studi Hubungan Internasional, setidaknya ada empat perdebatan besar yang menjadi dasar pemikiran studi ini. Empat
perdebatan besar itu adalah realisme , idealisme, behavoralisme dan struktiralisme.
Paper ini mencoba
menjelaskan bagaimana kerangka teori dari ke emapat aliran tersebut yang saling
bersaing dalam mempertahankan pendapat mereka dalam mewarnai sejarah
perkembangan hubungan internasional. Dimana dalam pembuatannya
Penulis menggunakan berbagai sumber seperti buku-buku, internet dan lain lain
yang relevan dengan judul di atas.
PERSPEKTIF
DALAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
1.
IDEALISME
Perang Dunia I membuka pintu terhadap
revolusi paradigma dalam studi HI. Sejumlah perspektif HI berusaha menarik
perhatian para peminatnya pada periode ini. Salah satunya yaitu kaum Idealis.
Secara kolektif kelompok idealis memiliki keyakinan seperti :
1) Semua
manusia (bangsa) menginginkan perdamaian. Watak dasar manusia adalah ingin
hidup dalam suasana
damai, karena itu
hubungan antar bangsa
pada perinsipnya dikembangkan
untuk menciptakan kedamaian.
2) Perang
adalah dosa dan terjadi karena ketidak sengajaan. Negara-negara memiliki kedaulatan
sendiri-sendiri, dan untuk
memelihara kedaulatan itu
diperlukankekuatan-kekuatan
terutama militer. Kemunculan
militer ini telah
memancing suasana tegang dan salah sangka diantara negara-negara
tersebut satu sama lain, sehingga tidak
terelakkan terjebak dalam perang.
3) Harus ada
pemerintahan dunia yang dapat mengendalikan kekuatan-kekuatan yang menyebar dalam sistem dunia.Pemerintah dunia
ini harus diberi kewenangan untuk
mengendalikan kekuatan-kekuatan dari berbagai negara sehingga dapat
mencegah terjadinya salah
sangka yang dapat
memicu perlombaan senjata
dan perang. Gagasan ini menghasilkan pembentukan Liga
Bangsa-Bangsa (LBB)[1]
Namun usaha kaum idealis belum
menunjukkan hasil yang maksimal. Berbagai perang terjasi dan meruntuhkan usaha
kaum idealis untuk mencari perdamaian melalui norma-norma hukum yang
diaplikasikan melalui lembaga supra-nasional. Runtuhnya usaha kaum idealis
tersebut kemudian menyulut Perang Dunia II.
2.
REALISME
Kegagalan kaum idealis mendapat kecaman,
kemudian lahirlah aliran baru yang tidak mau menyerah atau mengalah kepada daya
tarik idealisme. Mereka menolak serta membuang pedoman-pedoman diplomasi yang
bersifat legalistik-moralistik dan menyebut diri mereka sebagai kaum realis.
Para pengikut paham politik realism
cenderung bersikap pesimis terhadap hakikat manusia (human nature) dan sangat
mencurigai perilaku kelompok. Kerangka kerja
penganut paham ini dapat di rangkum dengan empat proposisi, yaitu:
1. Kedaulatan negara adalah unsur terpenting dalam urusan hubungan
internasional.
2. Secara rasional negara harus mengejar kepentingan dirinya sendiri, yang
di artikan sebagai kekukatan dalam berkompetensi dengan negara-negara lain,
3. Dalam suatu system internasional tanpa pemerintahan terpusat(anarki),
keseimbangan kekuasaan adalah suatu cara yang realistis untuk menjamin adanya
tatanan yang kuat dan stabil, serta situasi yang relative damai,
4. Konflik dan perang adalah kemungkinan-kemungkinan yang selalu terjadi
sehingga suatu pertahanan militer yang tangguh sangat penting untuk keamanan
suatu negara.[2]
3.
BEHAVIORALISME
Akhir tahun 1950-an muncul aliran
pemikiran ketiga yang menolak tradisi pemikiran idealis maupun realis. Mereka
menamakan dirinya kaum behavioralis yang melakukan pendekatan dari segi tingkah
laku. Mereka segera mengumumkan bahwa pendekatan tradisional, baik yang idealis
maupun realis, segi pentingnya hanya sebagai dasar membangun ilmu hubungan
internasional.
Bevioralisme ini juga sering disebut
dengan pendekatan ilmiah. Menurut kaum behavioralis, ilmu adalah aktivitas
membuat generalisasi. Oleh sebab itu tujuan penelitian ilmiah adalah menemukan
pola- pola perilaku antar negara dan penyebab-penyebabnya.
Bertolak dari perspektif ini sebuah
teori hubungan internasional harus berisi pernyataan hubungan antar dua atau
lebih variabel, khusus untuk kondisi dimana hubungan berlangsung dan
menjelaskan mengapa hubungan itu bisa berlangsung. Para penganut paham ini juga
menekankan perlunya mengumpulkan data mengenai karakteristik negara dan
bagaimana berhubungan satu sama lain. Oleh sebab itulah gerakan behavoralis ini
diwarani dengan studi kuantitatif hubungan internasional.
4.
STRUKTURALISME
Strukturalisme
adalah salah satu perspektif Hubungan Internasional yang kurang popular namun
sangat penting. Kaum strukturalis menghendaki agar keadilan terus dipahami oleh
banyak orang terutama di dunia berkembang. Strukturalis juga berpendapat bahwa
hubungan ekonomi global dirancang sedemikian rupa untuk menguntungkan
kelas-kelas sosial tertentu sehingga menghasilkan sebuah ‘sistem dunia’ yang
pada dasarnya tidak adil.
Poin-poin
strukturalisme antara lain :
1.
Karakteristik hubungan internasional sangat dibentuk oleh struktur
perekonomian dunia yang kapitalis,
2. Politik internasional dibentuk atau ditentukan oleh faktor faktor
ekonomi,
3. Aktor-aktor utama adalah negara-negara, perusahaan-perusahaan
multinasional dan transnasionalserta kelas-kelas dominan,
4. Negara lebih mencerminkan kepentingan kelas-kelas dominan daripada
kepentingan nasional yang murni,
5. Kapitalisme pada dasarnya merupakan suatu tatanan sosial dan ekonomi yang
adil dan menghasilkan konflik dan ketidakharmonisan,
6. Kapitalisme ditndai dengan kontradiksi-kontradiksi internal dan merupakan
sasaran bagi krisis periodik.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa menurut kaum srtukturalis aktor utama dalam hubungan
internasional adalah negara dan aktor non negara lainnya. Selain itu aktor
ekonomi sangat berpengaruh penting bagi hubungan internasional.
KESIMPULAN
Keberadaan studi Hubungan Internasional saat ini tidak terlepas dari
sejarah bagaimana proses terbentuknya hubungan internasional dari awal
pemikirannya hingga menjadi suatu studi akademik di berbagai Universitas di
dunia.
Tidak
dapat dipungkiri bahwa di awal perkembangannya terdapat berbagai perdapat dari
para ahli mengenai hubungan internasional. Ditandai dengan adanya kaum
idealisme, realisme, behavioralis serta struktitalis. Berbagai pemikiran
tersebut saling bersaing dalam menganalisa hubungan internasional dan mewarnai
perkembangan Ilmu Hubungan Internasional.
REFERENSI
Perwira,Anak
Agung Banyu.2005.Pengantar Ilmu Hubungan
Internasional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Thompson,
L.millburn. 2009. Keadilan dan Perdamaian.Jakarta:
BPK Gunung Mulia
Sitepu, P.
Anthonius. 2011. Studi Hubungan Internasional. Jakarta: Graha Ilmu
M.Saeri.Teori Hubungan Internasional Sebuah
Pendekatan Paradigmatik (Jurnal Transnasnasional, Vol.3, No.2, Februari
2012)
1 komentar:
ya sama-sama :)
Posting Komentar