BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
belakang
China dewasa ini terlihat jelas di mana-mana, dalam berita,
bahkan dalam tekanan ekonomi yang mendera Amerika. Dalam tahun-tahun
belakangan, kebangkitan perekonomian Cina mengguncang seluruh dunia. Hanya
dalam waktu singkat, ribuan perusahaan di Eropa, Asia, dan Amerika menjadi
korban serbuan perdagangan Cina. Suatu fenomena yang sangat luar biasa bagi
negara yang dahulunya terseok-seok menghadapi kemiskinan.
Tentunya kita sangat ingin
mengetahui rahasia dibalik kesuksesan mereka tersebut , dan untuk mengetahuinya
adalah tepat jika membaca buku Bagaimana kedigdayaan Cina menantang
Amerika dan Dunia.
Buku ini menceritakan bagaimana raksasa Komunis yang tidur
tersebut telah bangun dan dengan begitu cepat mengubah dirinya menjadi negara
adidaya terbesar dalam masa mendatang yang sudah sangat dekat - dengan yang
terbesar, tertinggi, terpanjang dan tercepat dari hampir semua yang ada,
mengungkap fakta-fakta menarik yang menggambarkan proses panjang yang dilalui
China hingga mencapai kesuksesan seperti saat ini.
Oleh sebab itu inilah buku yang wajib dibaca dan dianalisa
para mahasiswa, pebisnis, pengamat ekonomi, jurnalis, dan siapa pun yang ingin
memahami secara lengkap fenomena kebangkitan ekonomi Cina dan dampak-dampak internasionalnya
di berbagai bidang.
2.
Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam makalah ini adalah
metode penulisan referensi dan pembahasan. Yang mana penulis menggunakan banyak
literature dalam penulisan makalah ini, seperti buku-buku, internet, dan
sumber-sumber lain. Dalam penulisan makalah ini penulis juga melakukan
pembahasan mengenai apa-apa saja yang perlu di ambil dan di jadikan referensi.
Dalam pembahasan penulis menyaring
semua informasi yang ada dan merangkumnya menjadi sebuah makalah yang utuh dan
lengkap. Metode penulisan yang penulis gunakan ini memiliki kelebihan dari
metode-metode yang lain karena selain sederhana, metode ini juga paling gampang
untuk di mengerti dan diolah karena sumbernya berasal dari buku-buku.
1. Tujuan
dan Manfaat
3.1
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ’’ Politik dan
Pemerintahan Negara-negara Asia Timur ’’ yang diberikan pada penulis serta
untuk memberikan gambaran umum mengenai rahasia-rahasia dibalik kekuatan
ekonomi negara China yang terus meningkat hingga saat ini.
3.2
Manfaat
Sedangkan manfaat dari makalah ini
adalah diharapkan dapat :
1.
Menambah
wawasan mahasiswa mengenai perkembangan perekonomian China,
2.
Menaruh minat dan mendorong pembaca
terutama mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman dan kecendrungan terhadap
negara China khususnya dalam bidang perekonomian China.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam tahun-tahun belakangan, kebangkitan perekonomian Cina
mengguncang seluruh dunia. Hanya dalam waktu singkat, ribuan perusahaan di
Eropa, Asia, dan Amerika menjadi korban serbuan perdagangan Cina dan buku Bagaimana kedigdayaan Cina menantang Amerika dan Dunia adalah jawaban yang tepat dari semua pertanyaan yang akan timbul dalam
pikiran kita. Namun disini penulis hanya fokus kepada informasi yang terdapat
dalam bab I sampai bab IV. Adapun informasi yang dapat kami tangkap dari buku
tersebut ialah :
1.
BAB I : NAIK KAPAL YANG CEPAT DI
NEGERI CHINA YANAG LAMBAT
Sungai
Huangpu yang mengalir berkelok-kelok di sepanjang Shanghai membingungkan
pikiran. Shanghai menjelma menjadi jantung bisnis China. Selama satu setengah
abad , arus perubahan yang mengalir melewati Cina modern telah tampak lebih
jelas di tepian Shanghai dibanding tempat lain.Selera Barat bercampur dengan
selera China dalam skala yang besar , sehingga The Bund yang merupakan pusat
perdagangan Shanghai tampak seperti Eropa.
Di
awal abad keduapuluh, Shanghai masuk dalam pusat perdagangan bersama London,
New York, Paris dan Tokyo. Shanghai juga merupakan pelabuhan kedua tersibuk di
dunia. Setelah orang asing menciptakan Shanghai sebagai pelabuhan dunia, kota
ini kemudian segera membuktikan diri sebagai magnet bagi orang-orang Cina yang
berharap untuk bekerja di pabrik-pabrik atau menjadi tempat perlindungan ketika
masa pegolakan sosial.
Sejak
masa-masa awal modern, Sanghai, menjadi kediaman sekelompok orang Yahudi dalam
juga kecil tapi punya peran luar biasa yang asalnya dari Irak, Spanyol Portugal
dan India. Disebut-sebut Yahudi berperan juga membangun Shanghai menjadi surge
kapitalis di tengah banteng Negara Komunis dengan menguasai saham bangunan.
Hiburan dan keuangan , mereka menciptakan Shanghai menjadi Negara yang tidak
terlalu Ketimuran dan Barat.
Shanghai
menjadi kota modern yang paling dibanggakan. Namun, sejarah dominasi asing
disini menjadi salah satu luka nasional yang abadi. Shanghai yang dulu adalah
kota yang korup tapi memesona, biadab tapi canggih , menjijikan tapi memberi
keuntungan. Shanghai pernah dilikiskan sebagai Pelacur Asia, sehingga rakyat
Shanghai menjadi tersinggung yang segera mereka lupakan dengan membangun
gedung-gedung pencakar langit dan rakyat Shanghai kemudian menjadi orang yang
paling percaya diri dan dalam partai Komunis, kepemimpinan tertingginya berasal
dari sini.
Bagaimana Taiwan Menyerbu Shanghai
Gubei adalah
salah satu daerah di Shanghai yang pernah benar-benar tak terlihat namun
sekarang adalah kantong baru orang asing di kota Shanghai. Gubei ini menjadi
suatu kota di Shanghai yang menyerupai Asia yang makmur yang terletak di luar
China. Sama halnya dengan Shanghai Gubei diciptakan untuk dan oleh orang luar
negeri. Orang luar negeri yang dimaksud adalah orang China luar negeri yang
kebanyakan datang dari Taiwan yang menjadi tambahan aneh pada suasana setempat.
Karena pemerintah mereka sendiri di Taipei tidak memiliki kedudukan resmi di
Republik Rakyat tersebut. Orang-orang dari Taiwan ini datang dengan membawa
perlindungan politik yang lemah, juga membawa uang dan pengetahuan membuat
Shanghai tidak bisa menolaknya.
Jumlah
mereka sendiri sulit diketahui, akan tetapi berkisar antara 250.00-500.000
orang. Bisnis Taiwan berpindah ke China dengan cepat hingga muncul ketakutan
dalam negeri Taiwan sendiri bahwa perekonomian mereka akan jadi melemah.
Orang-orang Taiwan di Shanghai adalah orang-orang yang percaya dan tidak
meragukan China yang lebih besar, ditambah lagi, Shanghai adalah kediaman baru
bagi konglomerat global Taiwan terkemuka.
Dan
tidak hanya bagi orang Taiwan, Gubei kini melayani juga mereka yag berasal dari
Jepang, Korea, terutama dari Asia Tenggara dan Hong Kong.
Kehidupan Seks dan Kota Shanghai
Memang tidak
bisa dipungkiri , Seks masih menjadi salah satu daya pikat Shanghai. Perbedaan
kekayaan antara ekspatriat dan orang kaya lokal, dan banyaknya penduduk yang
mencari jalan untuk naik , menjadi resep untuk menjalin semua jenis hubungan di
kota ini.
Bangunan-Bangunan Menjulang
Pudong yang
terletak di seberang Huangpu dan The Bund yang tadinya merupakan persawahan
yang dapat tumbuh menjadi kediaman hampir enam ribu bisnis yang didanai
asing. Bisnis-bisnis asing memanfaatkan
status Pudong sebagai Zona Ekonomi Khusus atau Special Economic Zone (SEZ) yang memperoleh pajak dan insentif
lainnya dan dekat dengan pemimpin-pemimpin China.
Pemerintah
China telah berinvestasi sebesar $12 miliar untuk proyek infrastruktur yang
hanya untuk menyiapkan tanah tersebut agar dapat menampung lebih banyak bangunan.
Pesatnya pembangunan di Pudong, sama seperti banyak pembangunan China yang
didanai oleh uang masyarakat.
Di
antara bangunan-bangunan yang dapat dengan mudah dikenali adalah Orient Pearl
Television Power. Yaitu menara TV tertinggi di Asia dan ketiga di dunia,
kemudian Gedung Jinmao. China telah memperoleh kembali tempoatnya yang tepat
sebagai puasat yang tentu saja dihormati atau mungkin bahkan ditakuti.
2.
BAB
II REVOLUSI TERHADAP REVOLUSI KOMUNIS
Toko keluarga Li Zhanwei yang
terletak di ujung paling sepi di pasar benda serilangka dongtai di Shanghai
menjual segala sesuatu. Rak-rak serbaguna yang membentang dari lantai sampai
langit-langit dapat menjadi rak untuk gudang peralatan atau toko suku cadang
mobil, kecuali bahwa rak-rak itu secara acak di isi dengan potongan-potongan
kecil China masa lalu.
Toko Li tersebut sebagian besar
memperoleh penerangan matahari dari luar, tetapi di bawah lampu neon disesuatu
ruang kecil yang remang-remang dibagian belakang terdapat pelat-pelat keramik
yang telah di tutupi kotoran debu ratusan tahun lamanya. Dan didalamnya
tersimpan uang-uang logam yang sudah rusak dan untaian –untaian nasib mujur yang menjanjikan satu dari
seratus bentuk kebahagiaan keluarga Li tersebut juga mempunyai berbagai macam
kunci tua bergaya cina yang menjadi favorit insinyur-insinyur yang berkunjung
dari amerika dan Jerman.
Keluarga Li tersebut juga menyimpan
cukup banyak peralatan untuk membunuh-kampak ,pedang ,belati ,tombak, sekop
bermata setajam pisau cukur dan pisau untuk memotong kuda- untuk mengisi
ruangan peralatan studio Hong-Kong. Andaikata Shanghai dan China tidak berubah
begitu cepat bapak dan ibu Lii tentu saja sama sekali tidak akan menjual
apapun. Kisah mereka adalah contoh kekuatan sangat besar yang bekerja di China
yang mengantarkan orang-orang jauh dari masyarakat pertanian nenek moyang
mereka dan memasukan perdagangan dunia.
Satu Koma Sekian Miliar Otak, untuk
berhadapan dengan Cina dewasa ini Anda harus berhadapan dengan
rakyatnya-berapapun banyaknya. Perbedaan antara hitungan resmi sebanyak 1,3
miliar dan perkiraan barat hingga 1,5 miliar timbul dari analisis oleh badan-badan
intelejen konsumsi beras cina, yang jauh melebihi kebutuhan 1,3, juta orang
.Orang-orang yang tidak dimasukan dalam angka resmi Cina benar-benar
tersembunyi diantara orang banyak.
Rencana – rencana Rahasia Komunis,
ketika Cina mengawali abad ke 21 dan penduduknya bergerak untuk mencari
kebebasan dan memperoleh kekuasaan paradok terbesarnya adalah bahwa semua
perubahan ini telah terjadi di bawah pengawasan partai komunis Cina. Contoh
yang paling jelas tentang hambatan komunis terhadap pertumbuhan ialah masalah
kepemilikan pribadi. Sejak masa-masa awal komunisme pemerintah Cina dalam suatu
entuk atau yang lain, memiliki seluruh tanah di Cina.
Kolektivisasi dan ketidakpuasannya,
pada pertengahan tahun 1950-an, Cina beralih dari perguruan tanah
peroranganmenjadi model kolektivisasi soviet pada masa stalin.Stalin
menyembelih ribuan kulak yaitu mantan – mantan petani yang sama seperti mantan
petani penyewa di Cina.Telah diberikan petak-petak tanah kecil selama gelombang
reformasi pra-kominis. Sistem koektivisasi
yang baru akan menciptakan kembali penduduk petani yang jumlahnya sangat
banyak di cina. Era kolektivisasi juga era pengekangan bagi penduduk pedesaan di Cina.
Bagaimana delapan belas petani
menyelamatka China ? Kelaparan yang terus- menerus menimpa kawasan – kawasan
yang luas di pedalaman China sepanjang tahun 1960-an dan 1070-an mengobarkan
gerakan bawah tanah salah satu kelompok petani yang sejak itu telah dipaksakan
menjadi mitologi populer oleh kaum pembaharu pasca. Mao, delapan belas petani
yang sudah putus asa untuk memperoleh cara yang lebih baik guna memberikan
makan keluarga mereka sepakat untuk membagi- bagi tanah yang mereka olah secara kolektif dan
memberikan petak – petak tanah yang berbeda – beda kepada masing- masing
keluarga.
Pertanian kolektif pada masa iti di
wajibkan untuk membayar “pajak padi” yaitu pembagian yang masuk kesaluran
distribusi pemerintah. 18 petani dengan berani menandatangani perjanjian
tersebut dengancap jari mereka pada bulan desember.Dengan mencapai hanya dalam
hitungan bulan Cina hasil tanah tersebut meningkat dramatis . Pejabat-pejabat
provinsi dengan rela membolehkan eksprimen yang melanggar hukum itu berjalan
terus. Secara resmi China melembagakan sistem tanggung jawab Rumah Tangga
tersebut pada tahun 1980.
3.
BAB
III UNTUK MEMBUAT 16 MILIAR KAUS KAKI, LANGGGAR TERLEBIH DAHULU UNDANG-UNDANG
Provinsi
Hubei merupakan provinsi yang berada di tengah-tengah negara Cina. Provinsi
Hubei termasuk daerah terkaya dalam bidang pertanian seperti padi dan sayuran.
Namun menariknya, walaupun terdapat
keindahan alami dan potensi jangka panjang untuk melakukan pembangunan ekonomi
di Hubei, banyak masyarakat yang meninggalkan daerah itu. Bahkan hampir setiap
keluarga mengirimkan anggota keluarganya sebagai utusan untuk mencoba peruntungan
di kota. Hal tersebut dapat terjadi
karena petani-petani hanya mengerjakan bidang tanah yang sangat kecil, ditambah
lagi dengan pemikiran yang berkembang di masyarakat bahwa pekerjaan kota yang
paling kecil sekalipun, menawarkan gaji yang lebih baik daripada upah di daerah
pertanian yang miskin. Ditambah lagi dengan adanya keputusan Kongres Rakyat
Nsional tahun 1998 untuk mengurangi setengah anggaran Departemen
Pendidikan yang mengakibatkan pendidikan
pedesaan mengalami kemerosotan yang tajam.
Ketidakadilan
tersebut menarik dua orang suami-istri Chen Guidi dan Wu Chuntao untuk
menganalisa kehidupan masyarakat pedalaman dan melahirkan sebuah tulisan yang
berjudul “China’s Peasants: An
Investigasion” yang kemudian di bukukan setelah mendapat respon yang luar
biasa dari semua kalangan masyarakat termasuk pemerintah. Namun disini respon
yang didapat dari pemerintah bukanlah pujian melainkan kecaman, bahkan
pemerintah melarang dan menghentikan
penjualan buku tersebut.
China’s Peasants: An Investigasion menceritakan
berbagai kisah masyarakat pedalaman yang terkesan di peras oleh pemerintah.
Setengah abad reformasi pertanian, telah sering mengakibatkan para petani
hampir tidak memiliki kekayaan sedikitpun dan masih tetap saja menggunakan
metode pertanian yang sangat primitif sambil diperas untuk membayar pajak.
Bagaimana mungkin para petani yang hanya menghasilkan sebagian kecil dari
pendapatan masyarakat kota namun
dituntut untuk menanggung pajak yang sangat jauh lebih tinggi daripada penduduk
kota.
Melihat
kenyataan tersebut Pemerintah mulai menyadari bahwa ketimpangan antara kawasan
yang makmur dan pedalaman Cina dapat mengancam stabilitas dan kemajuan negara
itu, sehingga pada tahun 2004 pemerintah mengumumkan langkah-langkah yang
ditujukan untuk membenahi keluhan-keluhan petani seperti keringanan pajak,
subsidi dan upaya-upaya untuk mendorong industry didirikan di daerah miskin di
Cina. Akan tetapi hal tersebut tidak
mampu mengubah tanah-tanah pertanian kecil menjadi mesin pertumbuhan industry
di China. Kondisi di China pedesaan sering mengerikan dan strategi pemerintah
untuk mengakhiri kemiskinan di pedesaan masih berfokus pada upaya mengeluarkan
orang-orang dari tanah pertanian.
Untuk
memulai suatu peruntungan di kota, para penduduk yang melakukan migrasi
tersebut membutuhkan modal yang biasa mereka dapatkan dari pengusaha-pengusaha
kota yang berperan sebagai bank bagi penduduk desa dan tentu saja dengan
ketentuan-ketentuan yang sangat ketat.
Kaum
migran sering mengadu pada untung dari toko kecil atau menjadi buruh pabrik.
Namun begitu pemerintah memberikan izin untuk memasuki bisnis, semangar
kewirausahaan pun merebak. Dan yang paling menarik ialah kebiasaan penduduk
setempat yang cenderung bersaing namun dengan cara memproduksi barang yang sama
dengan orang-orang disekitarnya. Sehingga mudah dijumpai suatu kota yang hanya
menghasilkan satu produk saja atau kota-kota yang mendapatkan julukan seperti
Kota Sepatu China, Ibu Kota Peralatan Listrik China, Kota Pulpen China dll.
Keadaan
tersebut membuat perusahaan-perusahaan besar asing seperti Amerika, Jepang,
Paris tertarik untuk menjadikan kota-kota China sebagai pemasok barang-barang
produksi mereka, karena selain mudah dan jelas untuk mendapatkannya, barang
yang dihasilkan pun mempunyai kualitas yang cukup tinggi namun terjangkau.
Setelah sekian lama, hal itu kemudian menghantarkan China sebagai kota yang
maju dalam bidang perekonomian.
4.
BAB
IV TEMUILAH GEORGE JETSON DI BEIJING
Sekarang kota-kota di China
merupakan mesin kekuatan ekonomi, sehingga persaingan antara kota-kota sangat
sengit terjadi. Rakyat China sering mengatakan bahwa mereka secara kultural
cenderung menabung dan membuat rencana persiapan untuk menghadapi sesuatu yang
sudah pasti, yaitu ketidakpastian yang suatu saat nanti pasti akan muncul,
rakyat China memiliki tingkat tabungan tertinggi di dunia, dengan menyisihkan
rata-rata empat persen penghasilan mereka. Dalam rangka menuju dewasa kemudian
rasa optimis warga China pun muncul, yaitu kesediaan mereka membangun dengan
cepat dan membangun sesuatu yang besar.
Sebelum komunis merebut kekuasaan, 90 persen industri China terpusat
di kota-kota besar di sepanjang pantai timur. Pada tahun 1930-an, investasi
besar-besaran dari Jepang di Manchuria, belahan timur laut China menjadikan
kota Shenyang, yang saat itu disebut Mukden, sebagai pusat industri utama.
Namun, setelah pemerintahan Komunis China memegang kepemimpinan, kemajuan
ekonomi kota-kota di China dan daya tariknya bagi investor dunia tidak lagi
dianggap penting. Pertimbangan-pertimbangan strategis dan politik didahulukan.
Ketikapemerintah China dibawah Deng
Xiaoping berubah haluan, negara itu berpaling sekali lagi ke kot-kotanya yang
pernah tumbuh pesat. Mungkin saja para petani sudah mulai merovolusi
perdagangan, tetapi akhirnya China mendukung reformasi dengan antusias dan
kadang-kadang dengan kemampuan yang luar biasa, di pusat-pusatperkotaan yang
dipilihnya.
Salah satu contoh sumber daya yang
direncanakan dengan baik adalah Akademi Ilmu Pengetahuan Sosial Shanghai.
Lembaga itu menjadi pusat kajian terkemuka di dunia, dan dengan bantuan lembaga
ini Shanghai mampu memancarkan kehebatan China berupa pesawat ualng-aliknya,
pekan raya dunia dan Manhattan. Oleh karena itulah setiap ilmuwan dan pejabat
kota di dunia mulai tertarik untu mempelajari China lebih jauh, sehingga pada
gilirannya sarjana-sarjana terbaik di akademi tersebut diundang untuk tinggal
agak lama di universitas Ivy League di Amerika dan jaringan sesama universitas
lainnya di seluruh dunia. Keuntungan juga di dapat oleh China, dimana ketika
para sarjana kembali pulang ke China, mereka akan mengajarkan
pemikiran-pemikiran internasional terbaik mengenai bagaimana membangun
kota-kota modern.
Qiyu Tu adalah asisten presiden
Akademi Shanghai dan salah satu penghubung utama akademi tersebut dengan para
pejabat kota itu. Tu juga salah seorang anggota komisi orang-orang pilihan yang
ditugasi untuk merencanakan perjalanan masa depan kota tersebut. Komisi itu mempelajari tentang Shanghai dalam budaya,
keuangan, industri, dan tata ruang kota. Kelompok Tu mengumpulkan pengalaman
dari perjalanannya, misalnya kota-kota terbaik di dunia ini menilai tinggi
bangunan-bangunan klasiknya.
Arisitektur
Shanghai sebelum Perang Dunia II mencerminkan kerinduan untuk terhubung dengan
budaya Eropa, baik kuno maupun modern. Rumah-rumah bangsawan Inggris dirancang
seperti benteng, villa-villa Perancis mengisi kawasan elit kota, dan
menara-menara apartemen dengan gaya terbaru pada tahun 1920-an dan 1930-an
memberikan kekhasan pada kompleks-kompleks perkotaan. Namun, saat pembangunan
kembali pra-1949 di kota tersebut banyak bangunan yang dirobohkan. Walaupun
kota China tidak bersifat Eurosentrik lagi, namun beberapa tempat di kota itu
mempertahankan daya tarik masa lalunya yang bergaya China dan dapat diselamatkan
dari pembangunan kota.
Negara
China terhenti di dalam suasana perkotaan Amerika pada tahun 1960-an, dengan
lebih menyukai hampir segala sesuatu yang baru dibandingkan dengan rumah-rumah
dan bangunan-bangunan kantor perkotaan yang sudah menua, dan masih belum
tersasarkan dengan etos pelestarian. Apabila Shanghai ingin mempersiapkan diri
dengan sangat baik untuk memikat bisnis-bisnis terbesar di dunia, mereka harus
memindahkan kantor-kantor pusat regional atau bahkan globalnya ke kota itu.
Salah
satu perubahan yang paling tidak kentara namun demikian menarik perhatian ialah
keputusan untuk memaksa pemilik rumah-rumah yang lebih tua untuk memamerkannya.
Pemerintah
China juga telah mengeluarkan keputusan agar kota-kota secara besar-besaran
memperluas ruang hijaunya. Shanghai telah melakukannya, dengan meratakan
hamparan-hamparan tanah yang luas di kota itu untuk membangun taman dan kebun.
Untuk memperoleh tempatnya yang
menjadi haknya, kota itu juga menetapkan bahwa dirinya harus menghilangkan bau
busuk dan kotoran dari generasi industri-industrinya sebelumnya. Kini setelah
kebangkitan Shanghai kembali, Tu dan perencana-perencana Shanghai lainnya harus
berhasil menjinakkan sesuatu yang sekali lagi yang menjadi dorongan yang tidak
dapat dicegah dalam perekonomian China untuk memusatkan industri ke kota-kota
besar di belahan timur China.
Chen Jiahai, direktur Pusat
Penelitian Kebijakan Pembangunan (Development
Policy Research Center) di aokademi Shanghai, mencatat bahwa mulai tahun
1950-an hingga 1970-an, dua pertiga provinsi di China mengandalkan jaringan
industrinya sendiri untuk memasok hampir apa saja yang dikonsumsi
warganya. Kota Shanghai menguasai 5
persen perekonomian China dan menarik minat hampir 10 persen investasi asing di
negara itu. Tingkat pertumbuhannya juga dengan nyaman melampaui rata-rata
nasional. Hal itu menjadikan kota tersebut sebagai pilihan terbaik dari
orang-orang dan bisnis ynag mencari tempat di China.
Kompetisi
untuk membangun kota menimbulkan friksi antara pemerintah pusat dan
provinsi-provinsi, provinsi yang satu dengan kota yang lain, dan kota yang satu
dengan kota yang lain. Poster, perangko dan sampul majalah ynag meagungkan
mesin-mesin yang kuat adalah warna dan daya tarik komunisme selama masa
kekuasaan Mao. Namun, perbedaanya sekarang adalah ada uang yang dihasilkan.
Kalau digunakan dengan cara kapitalis yang efesien, mesin-mesin besar
menyebabkan uang makin banyak. Dan bahkan kalau digunakan dengan cara kapitalis
yang kurang efesien, tidak ada tempatnya, dan korup pun, jaringan pemilik dan
pemakainya masih dapat merekayasa keberuntungan.
Perubahan besar-besaran terjadi di China,
pembangunan kota untuk menyaingi berbagai ibu kota besar berjalan lebih cepat apabila
terdapat persediaan tenaga kerja berupah rendah yang hampir tidak ada
habis-habisnya untuk mengerjakannya, dan pada awal tahun 2004, lebih dari tiga
ratus bangunan lebih dari lima kelas tingkat tingginya sedang dikerjakan di
Shanghai.
Tidak
hanya Shanghai yang mengalami transformasi yang cepat, namun kota Shenzhen juga
mengalaminya, bahkan lebih dari Shanghai. Pada tahun 1980 ketika Deng Xiaoping
memilih kota tersebut sebagai salah satu pusat eksperimen kapitalisme pasar
pertama di negeri itu dan menyebut Shenzhen sebagai Zona Ekonomi Khusus atau
SEZ (Special Economic Zone) di China.
Sehingga dengan cepat kota Shenzhen berkembang menjadi lebih besar daripada
Paris, Montreal, atau Los Angeles.
Itu
semua dilakukan Deng karena lokasi Shenzhen dekat dengan Hong Kong, sehingga
dapat menarik minat dan uang perusahaan-perusahaan dari Hong Kong. Shenzhen
akan memikat investor-investor asing masuk, yang akan membawa teknologi, barang
untuk diolah dan valuta asing yang bernilai, terutama dollar. Di Shenzhen pemerintahan
pusat juga dapat memimpin perubahan. Hingga saat itu, pemerintah hanya berperan
sebagai pengikut, dengan menyesuaikan reformasi di sekitar bisnis yang telah
dimulai petani-petani di China.
Pada
masa itu, pemimpin-pemimpin China masih belum mengharapkan usaha swasta
memainkan peran dalam segala bidang untuk mengubah nasib China. Sebaliknya,
para pemimpin tersebut mengharapkan beberapa zona kapitalis yang berbeda-beda
dapat menyediakan obat bagi kekurangan lapangan kerja, perekonomian yang tidak
sehat, dan perbendaharaan negara yang menipis. Reformasi China demikian
diputuskan Deng, tidak akan meninggalkan Mrxisme. Diatas semuanya itu,
reformasi tersebut tidak akan menyerahkan kekuasaan dikuar Partai Komunis, ynag
masih harus dipandang sebagai pelindung masa depan. Keputusan ini dikenal
dengan rumusan “sosialisme dengan karakteristik China” (socialism with Chinese characteristic) diucapkan dengan jelas oleh
Deng dalam pidato yang sangat menentukan di hadapan Kongres Nasional Partai
Komunis pada tahun 1982.
Sejauh
pemerintah dapat mengupayakan pembangunan Shenzhen bertahan, mereka juga dapat
menahan pengaruh buruk yang ada dalam diri kapitalisme. Agar hal itu terjadi,
SEZ menawarkan keunggulan-keunggulan unik di dalam batas-batasnya. Orang-orang
yang membawa usaha ke dalam zona tersebut akan menerima keringanan pajak yang
sangat besar.
Pembangunan
awal Shenzhen pada tahun1980-an dan 1990-an menandai peran yang kemudian hari
akan dimainkan China dalam perekonomian dunia. Hong Kong sebagai pusat industri
utama pada tahun 1980, menggunakan Shenzhen sebagai sarana untuk mempertahankan
industri-industrinya tetap bersaing dengan berpaling pada tenaga kerja yang
lebih murah di daratan tersebut, dan dalam melakukan hal itu sekaligus mengubah
perekonomiannya sendiri menjadi sesuatu yang lebih didasarkan pada perdagangan
dan jasa.
Pada
tahn 1980, pabrikan menguasai hampir seperempat perekonomian Hong Kong, tetapi
pada tahun 2002 angka tersebut menjadi kurang dari satu di antara sepuluh
penduduk Hong Kong bekerja di pabrik, pada tahun 2002 angka tersebut menjadi
kurang dari satu di antara sepuluh penduduk. Kemerosotan Hong Kong sebagai
produsen dapat disejajarkan dengan peran yang dialami sebagian besar negara
dengan perekonomian yang maju di dunia, kecuali bahwa kejatuhan Hong Kong
tersebut terjadi lebih awal dan berlangsung makin jauh.
Kuatnya
persaingan perekonomian yang terjadi dan rendahnya upah yan diterima, membuat
para tenaga kerja harus lebih berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Banyak tenaga kerja wanita yang bekerja di pabrik-pabrik mulai beralih
meninggalkan pekerjaannya dan mereka berjuang untuk diteruma bekerja di
klub-klub karaoke di kota tersebut. Akibatnya pula, para wanita banyak menjadi
pekerja seks dan rentan terkena penyakit AIDS.
Dalam
penanganan polusi udara, pemerintah China berjanji untuk melaksanakan standar
polusi yang lebih ketat pada masa mendatang, tetapi janji tersebut akan
mengandalkan kesediaan pemerintah-pemerintah daerah untuk berperan sebagai
polisi, sesuatu yang hampir tidak pasti. Akan tetapi kemajuan China sekarang
juga tidak mungkin tidak terkait dengan mobil yang dipandang sangat berperan
penting dalam pembangunan China.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ringkasnya buku “ Bagaimana kedigdayaan China menantang
Amerika dan Dunia” mengajak kita menelusuri jantung bisnis China, yaitu
Shanghai menggunakan perahu di sepanjang Sungai Huangpu untuk menyaksikan
sebuah surga kapitalis di tengah benteng Negara Komunis. Ada fakta menarik. Ternyata
untuk membangun kota ini menjadi surga kapitalis, dibutuhkan juga peran Yahudi
. Diceritakan bahwa, Shanghai menjadi tempat pelarian 30.000 kaum Jewish ketika
peristiwa pembunuhan besar-besaran oleh Hitler dan Nazinya.
Kesemuanya itu berawal dari cerita tentang delapan
belas petani pedalaman yang memberontak dari sistem ‘pertanian kolektif’ khas
komunis untuk menemukan sendiri jalan kekayaannya. Dari sini, reformasi Maoisme berevolusi
menjadi Kapitalisme yang dibidani oleh petani-petani komunis yang miskin
tersebut. Sekularisme yang terkenal dengan ungkapan Deng Xiaoping “tak peduli
apakah kucingnya hitam atau putih, asalkan ia menangkap tikus”.
Di sini adalah
awal keajaiban China dimulai. Bagaimana suatu raksasa yang pernah terseok-seok
oleh kemiskinan dan ideologi Komunis akhirnya menjadi pusat kapitalisme global
yang sangat kuat. Yaitunya perubahan aktivitas para petani yang bermigrasi
besar-besaran ke kota dan memulai bisnis industri rumahan yang kemudian melejit
menjadi bisnis yang mampu menarik Asing untuk berkerja sama.
Demikian
selanjutnya revolusi itu berjalan dengan cepat. Dari ribuan pabrik-pabrik
berbiaya rendah dengan output yang sangat besar di tengah 1,3 milyar konsumen
di China dan membanjiri dunia. Dilanjut dengan aliran deras modal asing dan
pengetahuan teknologi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.
Berujung pada sebuah gambaran bahwa di masa depan terjadi urbanisasi produksi
ke China dari segala penjuru dunia.
Pengakuan atas kebangkitan China tidak berarti sikap menyerah terhadap China. Namun, itu berarti mengakui kebenaran luar biasa yang sedang kita semua hadapi. Kita semua menyadari sepenuhnya tentang kebangkitan China. Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya atau di belahan bumi manapun. Demikian, kita perlu mengetahui apa yang sedang terjadi dewasa ini di China pekerja demi pekerja, pabrik demi pabrik dan mengapa hal itu mempengaruhi setiap orang di muka bumi ini.
Pengakuan atas kebangkitan China tidak berarti sikap menyerah terhadap China. Namun, itu berarti mengakui kebenaran luar biasa yang sedang kita semua hadapi. Kita semua menyadari sepenuhnya tentang kebangkitan China. Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya atau di belahan bumi manapun. Demikian, kita perlu mengetahui apa yang sedang terjadi dewasa ini di China pekerja demi pekerja, pabrik demi pabrik dan mengapa hal itu mempengaruhi setiap orang di muka bumi ini.
2. Saran
Buku “Bagaimana kedigdayaan China menantang Amerika dan
Dunia” sangat menarik untuk dibaca, karena mengandung fakta-fakta unik yang
dijelaskan dengan lugas dan tepat sasaran. Oleh sebab itu sangat bagus untuk
dibaca oleh semua kalangan apalagi mahasiswa agar dapat membangun Indonesia
dengan perekonomian yang menyamai bahkan lebih dari China kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Fishman, Ted. .
China Inc. Bagaimana Kedigdayaan
China Menantang Amerika dan Dunia.
http:// Resensi Buku
China Inc. _ Gayuh Nugroho Dwi Putranto.htm
http:// content_detail.php.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar