Nih Paper baru tadi sore di persentasikan,, langsung di upload dah, mna tau ada yg butuh :)
NAMA : SUKMIKA MARDALENA
NIM : 1101111494
MATA
KULIAH : PEMIKIRAN POLITIK TIMUR -
KELAS A
JURUSAN
: HUBUNGAN INTERNASIONAL
PENGARUH
FILSAFAT SHINTOISME
TERHADAP
NEGARA
1. Sintiosme dan Negara
Shinto berasal dari kata Shin (Roh)
dan To (Jalan). Jadi secara lafidzah Shinto berarti “Jalannya Roh”. Sedangkan
Sintoisme adalah faham yang berbau agama yang di anut oleh bangsa Jepang.
Agama
sekaligus tradisi ini muncul pada zaman prasejarah.Nama Shinto muncul setelah
masuknya agama Buddha ke Jepang yang dimaksudkan untuk menyebut kepercayaan
asli bangsa Jepang. Pada abad 6 masehi agama budha masuk ke Jepang dari
Tiongkok dengan melalui Korea. Satu abad kemudian agama itu telah berkembangan
dengan pesat bahkan lama kelamaan agama itu dapat mendesak agama shinto akan
tetapi karena agama shinto mengajarkan penganutnya untuk memuja dan berbakti
kepada Raja maka Raja pun berusaha untuk melindunginya , sehingga apada tahun
1396 agama Shinto di tetapkan sebagai agama Negara yang pada saat itu agama
Shinto mempunyai 10 sekte dan 21 juta pemeluknya.
Sejak saat itu dapat dikatakan bahwa paham
Shintoisme merupakan ajaran yang mengandung politik religius bagi Jepang, sebab
saat itu taat kepada ajaran Shinto berarti taat kepada kaisar dan berarti pula
berbakti kepada negara dan politik Negara, kemudian agama Shinto bercampur
dengan agama budha demikian pula dengan agama konghucu yang masuk ke Jepang
langsung dari tanah asalnya kira kira pada abad pertengahan ke 7, Tentang
pengaruh agama Buddha yang lain nampak pada hal-hal seperti anggapan bahwa
dewa-dewa Shintoisme merupakan Awatara Buddha (penjelmaan dari Buddha dan
Bodhisatwa), Dainichi Nyorai (cahaya besar) merupakan figur yang disamakan
dengan Waicana (salah satu dari dewa-dewa penjuru angin dalam Budhisme
Mahayana), hal im berlangsung sampai abad ke 17 masehi. Ahirnya ketiga agama
itu bergandengan bersama sampai sekarang.
Sampai
saat ini Shinto masih memiliki pengaruh dalam pemikiran Jepang dan memiliki peranan
penting dalam menjaga keaslian tradisi Jepang dari pengaruh asing. Shinto sudah
seperti tradisi bagi masyarakat Jepang yang berkembang menjadi sebuah agama.
Walaupun perkembangan teknologi sangat maju dan percepatan modernisasi yang
amat pesat di Jepang, namun nilai-nilai Shinto tidak pernah pudar. Bahkan dapat
dikatakan bahwa tidak ada negara lain di dunia ini yang memiliki sistem
kepercayaan primitif sekuat Jepang.
Di
zaman modern ini Shinto berpengaruh pada perlunya kerjasama dan kolaborasi,
dapat dilihat di seluruh kebudayaan Jepang bahkan hari ini. Dengan demikian, di
perusahaan-perusahaan Jepang yang modern tidak ada tindakan yang diambil
sebelum konsensus tersebut tercapai (bahkan jika hanya secara dangkal) di
antara semua pihak untuk mengambil keputusan.
2. Sintoisme
dan Ekonomi
Dari uraian sebelumnya tampaklah bahwa agama Shinto merupakan sistem
kepercayaan dan peribadatan yang benar-benar hidup di kalangan rakyat Jepang
dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka seperti yang
terlihat dalam kegiatan-kegiatan keluarga, rukun tetangga dan hari-hari libur
nasional Jepang. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap kepercayaan
tradisional Jepang dan tempat agama rakyat, dalam kehidupan masyarakat Jepang
modern yang termuat dalam laporan hasil penelitian yang diberi judul
Nihonjin-no-kokuminsei (sifat nasional Jepang), maka pemujaan terhadap arwah
nenek moyang menempati kedudukan utama dalam kehidupan masyarakat Jepang.
Jepang merupakan negara yang cerdas
dalam memadukan antara modern dengan tradisional secara harmonis. Ini dapat
dilihat dari sikap negara ini yang tidak hanya mengutamakan kemajuan teknologi,
namun juga mengutamakan keunikan budaya yang tak akan tenggelam di tengah arus
modernisasi.
Budaya Jepang dalam banyak hal berlandaskan
pada semangat Confuciansime dan Shintoisme yang menjadi corak kehidupan sosial
dan etos bisnis.
Setelah menelan kekalahan dalam
Perang Dunia II pada abad ke-20, Jepang mulai mengadopsi teknologi barat dan
menggenjot industry dalam negerinya. Sejak saat itu, Jepang mengalami
pertumbuhan ekonomi yang cepat dan menjadi salah satu negara pengekspor paling
sukses di dunia. Selian itu kini Jepang merupakan negara industry yang
terkemuka dengan iklim bisnis dan pasar terbuka yang ramah investasi dan perdagangan
asing.
Meskipun Jepang mengalami proses
modernisasi yang sangat cepat, namun itu tidak membuat kebudayaan
tradisionalnya memudar sebab pola pola budaya dan tradisinya masing sangat
kental mewarnai praktek dan hubungan bisnis.
3.
Konsep Shingaku
Shingaku merupakan sebuah gerakan
yang dikemukakan oleh sesorang yang bernama Ishda Bagian (1685-1744). Ia
memberikan ceramah umumnya pertama kali pada tahun 1729. Gerakan ini menarik
banyak orang dari kelas perkotaan, ribuan dari mereka memadati tempat-tempat
ceramahnya selama lebih dari seratus tahun, walaupun pengaruhnya juga mencapai
kalangan samurai dan petani. Banyak cendekiawan Jepang menganggapnya sebagai
salah satu gerakan yang mempunyai pengaruh terbesar pada moralitas rakyat awam
pada era Tokugawa.
Dalam
usahanya mencari sebuah prinsip dasar, Ishida percaya bahwa langkah pertama dan
terakhir dalam proses pembelajaran adalah untuk memahami hati manusia dan
dengan demikian mendapatkan informasi tentang sifat manusia. Menurut Ishida,
kita harus memanfaatkan kapasitas diri baik
spiritual maupun mental untuk mengatasi keinginan. Hanya ketika pikiran seseorang sedang kosong dan
bebas dari hasrat manusia maka ia akan mampu mengatasi ego dan keinginannya akan dan memungkinkan
seseorang untuk melaksanakan tugas seseorang dalam kehidupan. Selain itu ajarannya agar mengembangkan semangat pengorbanan diri
terhadap penguasa , dan berbakti kepada orang tua.
Ia
menilai semua ajaran-ajaran ini sebagai "metode mengosongkan pikiran"
(kokoro wo migaku togikusa, sebagaimana dicatat dalam bukunya Tohi
mondo), sehingga melihat pikiran manusia (kokoro) sebagai aktor
sentral. Dia juga mempromosikan "cara berdagang" dan praktek
sehari-hari cita-cita luhur seperti kejujuran dan berhemat. Sehingga secara
tidak langsung mengajarkan bangsa Jepang untuk jujur dalam berdagang.
2 komentar:
Mau koreksi sedikit :
Shintou dari Shin(dewa), tou(Jalan)
yang artinya jalan menuju dewa
Mau koreksi sedikit :
Shintou dari Shin(dewa), tou(Jalan)
yang artinya jalan menuju dewa
Posting Komentar